Kolom Edi Sembiring: TIDUR DI EMPERAN — 1.250 Km Lagi Berjalan (Petani Karo Tuju Istana Negara)

Hari ke-17 (Sabtu 11 Juli 2020)

Setelah lebih dari 550 Kilometer dijalani, kemarin malam (Jumat 10 Juli 2020), 170 petani yang mengikuti aksi jalan kaki dari Medan menuju Istana Presiden (di Jakarta) beristirahat di sekitar Kabupaten Bengkalis, Riau.

Tepatnya setelah melewati Simpang Bukit Timah menuju Duri.

Koordinator aksi jalan kaki (Sulaiman Sembiring) mengatakan, mereka berjalan kaki dari Medan (25 Juni 2020) menuju Jakarta dengan tujuan ingin bertemu Presiden Joko Widodo untuk menuntut keadilan.

Mereka tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) yang bertahun-tahun memperjuangkan tanah yang mereka tempati yang telah digusur paksa oleh korporasi PTPN II.

“Massa aksi petani jalan kaki dari Medan ke Istana Negara (Jakarta) beristirahat di emperan Ruko dan tenda darurat dikarenakan tidak dapat tempat istirahat. Fasilitas sosial dan fasilitas umum yang ada di Duri, yang akan kami singgahi, tidak ada yang mau menerima dan rata-rata tidak diperbolehkan oleh aparatur pemerintah setempat,” kata Aris Wiyono melalui pesan dari WhatsApp (WA) yang dikirimkan ke SoraSirulo.com.

Dewan Pembina Serikat Petani Simalingkar dan Mencirim Bersatu (Aris Wiyono) akhirnya memutuskan beristirahat belasan kilometer sebelum memasuki kota Duri.

“Para petani tidur di emperan Ruko dan membuat tenda darurat di halaman Ruko. Ini pun kami sudah bersyukur, karena pemilik mengizinkan. Rata-rata masyarakat atau warga biasa yang kami singgahi, memperbolehkan halaman dan kamar mandinya kami pakai. Justru mereka punya simpati dan empati serta memahami makna dari nilai-nilai Pancasila, khususnya sila ke dua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” kata Aris Wiyono selanjutnya melalui pesan dari WhatsApp (WA).

“Semoga beberapa hari ke depannya, provinsi dan kabupaten yang akan kami lewati, para aparaturnya mampu membantu dan bisa mengamalkan nilai-nilai dari Pancasila. Bisa memberikan tempat istirahat kepada kami pejalan kaki dari Medan menuju Jakarta guna mencari keadilan bagi keberlangsungan hidup anak dan cucu kami. Hentikan kekerasan dan kejahatan yang dilakukan oleh BUMN (PTPN 2),” tegas Aris Wiyono melalui pesan dari WhatsApp (WA) yang dikirimkan keĀ SoraSirulo.com.

Selain memperjuangkan tanah mereka, mereka juga berjuang untuk dibebaskannya rekan-rekan mereka. Sampai saat ini, sebanyak 3 orang petani yakni Ardi Surbakti, Beni Karo-karo dan Japetta Purba masih dikriminalisasi.

Mereka ditangkap tanpa diberikan Surat Panggilan, tidak diperlihatkan Surat Perintah Penangkapan terlebih dahulu dan juga tidak berdasarkan azas Praduga Tidak Bersalah.

Pagi ini [Sabtu 11/7: sekitar Pukul 9.00 WIB], 170 petani melanjutkan aksi jalan kaki menuju ke arah Pekanbaru (Riau). Melewati Kota Duri, mereka bertemu dengan pak Robby Ginting dan menyerahkan bantuan yang telah dipersiapkan oleh pak MiKe Ananta Sembiring Kembaren.

Kiranya ini dapat membantu dan memberi semangat bagi para petani. Dan kiranya pula hal baik ini juga diikuti oleh masyarakat di sepanjang jalur yang dilewati oleh para petani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.