Kolom Boen Syafi’i: TNI LAHIR DARI RAKYAT

Dahulu saya pernah mengikuti napak tilas perjuangan Panglima Besar Jendral Soedirman. Napak tilas itu dimulai dari depan Stadion Brawijaya Kediri hingga finish di kawasan Bajulan, Nganjuk. Kegiatan ini digelar setahun sekali. Tujuannya agar peserta bisa mengetahui Kemerdekaan Bangsa Indonesia itu diraih bukan dengan cara mudah, melainkan butuh pengorbanan luar biasa.

Bagaimana tidak luar biasa?

Medan yang kami lalui teramat sulit. Daerah pegunungan dengan segala tanjakan dan jalan setapak yang teramat curam. Hingga di dalam hati para peserta mungkin saja berdecak kagum sembari berkata:

“Kok bisa-bisanya, sang Panglima dan anak buahnya melewati jalan seekstrim ini?”

Itulah perjuangan beliau untuk Kemerdekaan NKRI. Perjuangan itu membutuhkan pengorbanan yang tidak kecil. Itu baru satu contoh. Belum termasuk banyaknya pengorbanan dari para pahlawan dan para pejuang di wilayah lainnya.

Maka, sejatinya sang Panglima Besar Jendral Soedirman telah memberikan tauladan kepada Rakyat Indonesia, khususnya para anggota TNI bahwa kemerdekaan Bangsa Indonesia beserta idiologi Pancasila yang Berbhineka Tunggal Ika diraih dengan jalan yang tidak mudah. Maka jagalah dia meski nyawa taruhannya.

Sederhananya NKRI dan Pancasila, bagi Beliau itu harga mati. Namun, saat ini justru ada oknum anggota TNI yang condong ke idiologi asing lebih-lebih yang berkedok agama. Maka sebenarnya perlu dipertanyakan, adakah rasa nasionalisme Soedirman di dalam hatinya?

Apalagi, jika lembaga pertahanan negara justru menerima anggota baru (lebih-lebih calon Jendral) yang terindikasi kuat sebagai pengasong khilafah, maka muncul pertanyaan. Ada apa? Mau dibawa ke mana arah Bangsa besar yang bernama Indonesia?

Memang benar jika di dalam TNI ada tim khusus yang bertugas untuk mem-brain-wash otak para calon anggota untuk setia terhadap Pancasila. Namun, apakah hal tersebut bisa menjadi permanen nantinya?

Tentu saja tidak ada jaminan, bukan? Lebih baik dicegah sejak dini, sebelum si oknum menghancurkan bangsanya sendiri. Ingat, TNI lahir dari rahim rakyat. Tanpa rakyat TNI bukan siapa-siapa, dan itulah faktanya.

TNI jangan meremehkan masalah seperti ini. Karena cukuplah Pegadaian saja yang mempunyai slogan: “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.