Kolom Boen Syafi’i: TUHAN ITU MAHA SAKEREPE DEWE

Dari kejadian gempa di Turki sesungguhnya kita bisa belajar, bahwa Tuhan itu ternyata tidak memihak sana memihak sini. Tuhan tidak butuh pujian-pujian. Toh tanpa pujian, Tuhan sudah Maha Segalanya. Dan lagi, Tuhan pun tidak butuh segala pengorbanan sebagai syarat ke syurgaNya.

Tuhan itu Maha Sakerepe Dewe (Maha Semaunya).

Jadi, jangan ngaku-ngaku bahwa ajaran keliyen yang paling benar. Ngaku aja gak boleh, apalagi menghina dengan sebutan kasar untuk umat beragama lainnya. Sebaliknya, simpan saja sendiri pengakuan tersebut di dalam hati, tidak untuk dipamerkan apalagi diumum-umumkan.

Andai kata Tuhan memihak salah satu agama, pasti manusia yang seagama denganNya akan selalu dilindungi dan dimanjakan kehidupannya.

Tetapi nyatanya, yang seagama ataupun tidak, semua kena bencana alam semesta. Gempa di Turki, tsunami di Aceh, Jazirah Arab yang hingga kini gak bosan bosannya saling berbalas bom bunuh diri. Bukankah ini semua fakta bahwa Tuhan itu netral?

Ujian? Ah kalau susah ujian, kalau bahagia itu azab bagi yang lainnya, gitu? Bah suka-suka kau aja, Ucok!

Padahal Tuhan itu ya Tuhan. Tuhan bukanlah guru, apalagi pengawas Unas dari kecamatan. Lagian. buat apa Tuhan menguji manusia. Bukankah segala lakon kita di dunia ini telah ditetapkanNya?

Lha, kalau tau endingnya akan seperti apa, lantas buat apa diuji segala? Tuhan kok kurang gawean?

Sudahlah, ada ribuan agama dan ribuan nama Tuhan di dunia ini. Jadi jangan sok paling benar sendiri, apalagi memusuhi mereka yang berbeda keyakinannya. Wong pada belum pernah mati aja kok sok tau kehidupan setelah mati akan seperti apa. Bukankah ini dibil njirin niminyi?

Terasuki dogma boleh-boleh saja, asal tetap berpatokan kepada sisi kemanusiaan, kebaikan serta hati nurani yang dipakai. Kalau ada dogma alias anjuran untuk berperilaku eksklusif, membenci, menghakimi, bahkan memenggal kepala manusia yang berbeda, mending tukarkan saja ajaran tersebut dengan sebiji gorengan.

Lumayan, kan bisa untuk ganjel perut, Bray?

Ok Oc Bray?

Ingat yang jujur, jangan ngambil gorengan lima, eh …. mbayarnya tiga.

Ahsudahlah..

“Tuhan itu atheis yo, Cak?”

Mboh yo Di Paidi? Tapi mosok Tuhan nyembah dirinya sendiri? Tuhan kok narsis?

“Weladalah???”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.