Wagubsu Ajak 7 Kabupaten Sekawasan Danau Toba Kompak Tindaklanjuti Rekomendasi UNESCO

NGGUNTUR PURBA. SIANJUR MULA-MULA. Dalam rangka percepatan tindak lanjut 5 rekomendasi UNESCO Geopark Kaldera Toba, Wagubsu (Dr Nurhajizah) kembali memimpin Rapat Koordinasi Tindak Lanjut 5 Rekomendasi Unesco terkait usulan Geopark kaldera Toba [Jumat 14/7] di Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba (Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir).


Hadir pada kesempatan tersebut mewakili Bupati Samosir, Dairi dan Humbahas, Forkopinda Kabupaten Samosir, SKPD terkait tiga kabupaten, Ketua Badan pengelolaan geopark kaldera toba Alimin Ginting, Manajer Badan Pengelola Geo Area Samosir Wilmar Simanjorang, dari BKPEKDT Ardi, Badan Otorita Danau Toba Romi, mahasiswa UGM yang KKN di kabupaten Samosir.

Dalam sambutannya Nurhajizah mengatakan, percepatan tindak lanjut 5 rekomendasi UNESCO Geopark Kaldera Toba tersebut diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh dan kerja bersama-sama 7 kabupaten sekawasan Danau Toba, untuk mewujudkan kawasan danau toba menjadi Geopark Global Network UNESCO.

“Bekerja dengan hati, sungguh-sungguh dan kompak, saya yakin kaldera Toba akan terwujud sesuai yang kita cita-citakan,” ujar Wagubsu.




Danau Toba, lanjut Nurhajizah semestinya layak dan harus menjadi salah satu destinasi unggulan yang harus dikunjungi dunia karena kemasyuran, keunikan, keanehan, dan potensinya.

“Tidak ada kata tidak, harus sama-sama kita kembangkan,” ujarnya lagi.

Selain itu Wagubsu juga menegaskan tindak lanjut 5 rekomendasi UNESCO Kaldera Toba tersebut agar segera ditindaklanjuti. Karena seperti diketahui bahwa usulan tersebut telah dilakukan pada tahun 2015 yang lalu, namun karena belum memenuhi persyaratan maka UNESCO memberikan 5 rekomendasi.

“Selain kompak, kita semua harus bekerja cepat, tepat dan benar,” tegas Nurhajizah.

Nurhajizah mengatakan dengan diakuinya Kaldera Toba menjadi Geopark Global, banyak manfaat yang akan diraih. Antara lain perhatian dunia terhadap konservasi danau toba yang akan menjaga kelestarian ekosistem danau Toba. Juga lanjut Gubsu nantinya akan menjadi salah satu sumber penghidupan terkhusus masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba dan juga dapat mengangkat perekonomian daerah.

“Marilah kita bersama-sama menjaga, melestarikannya selama-lamanya secara turun-temurun,” ajak Wagubsu.

Sebelumnya Kadis Lingkungan Hidup Provsu DR Ir Hidayati mengatakan bahwa rapat seperti yang dilakukan saat ini hampir sama dengan yang telah dilakukan pada di Inna Parapat [Kamis 13/7]. Namun, di Kabupaten Samosir saat ini diikuti 3 kabupaten se kawasan Danau Toba; Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Sebelumnya di Parapat diikuti 4 kabupaten, yakni Kabupten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Karo.

Pada rapat ini, lanjutnya akan dibahas rencana aksi dari 3 kabupaten sekawasan Danau Toba.

“Yang tujuannya dalam upaya pengusulan kembali dorzier ke UNESCO selambat-lambatnya akhir bulan Oktober 2017,” ujar Hidayati.

Bupati Samosir dalam sambutan selamat datangnya yang disampaikan Sekda Kabupaten Samosir (Jabiat Sagala MHum) mengatakan, pemerintah dan masyarakat Kabupaten Samosir komit untuk pengembangan kawasan Danau Toba selain termasuk dalam Geo area Kaldera Toba juga merupakan situs Budaya Batak, asal mulanya Suku Batak.

“Kita sudah kerja bersama-sama. Kami berharap 7 kabupaten sekawasan danau Toba punya tekad bersama-sama kembangkan Geopark Kaldera Toba,” harapnya tanpa membuat jelas perbedaan antara kabupaten sebagai unit pemerintahan dengan perbedaan kesukuan dimana Karo, Simalungun dan Pakpak umumnya sama sekali tidak mau disebut Batak.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.