Wisata Kuliner: Roti Bohong, Riwayatmu Kini (2)

Oleh: Salmen Kembaren 

Sepenggal Sejarah Roti Bohong

Salmen 12berastagi 12Roti Bohong sering juga disebut dengan Roti Kosong. Ada juga yang menyebutnya dengan Roti Goreng karena dalam  pembuatannya ada proses penggorengan. Di tempat asalnya, nama roti ini paling popular adalah roti kosong yang sering juga disingkat menjadi rokos.

Kedatangan Suku Tionghoa ke Karo dimulai sejak dibukanya perkebunan tembakau di Karo Jahe (Medan-Deliserdang saat ini). Saat itu orang Tionghoa didatangkan sebagai buruh di perkebunan orang Eropa. Sedang ke Dataran Tinggi Karo (Karo Gugung) diperkirakan berdatangan sejak awal Abad 20 atau keturunan ke dua dari generasi suku Tionghoa Deli. Mereka yang ke Karo Gugung pada dasarnya bergerak di bidang perdagangan.

Diyakini bahwa Roti Bohong ini terinspirasi dari roti goreng etnis Tiong Hoa. Cahkwe yang berbentuk panjang sebagai inspirasinya. Sedangkan roti goreng lainnya merupakan varian dari cahkwe. Cipeng atau cimpeng merupakan sebutan lain dari roti ini.

Di Jawa ada kue bantal atau odading yang memang berbentuk miniatur bantal sehingga dinamai kue bantal. Sedang di Karo dinamai Roti Bohong atau Roti Kosong karena sepintas roti tersebut terlihat kokoh padahal di dalamnya hanya ruang kosong. Mungkin karena itu dinamai roti kosong atau bohong.

Roti Bohong diperkirakan mulai popular di kalangan Suku Karo di pertengahan abad 20 yang bermula di Berastagi. Berdasarkan penuturan beberapa pengusaha Roti Bohong bahwa Pa Kabar Kembaren yang berasal dari Desa Serdang sebagai pengusaha pertama. Diperkirakan dalam hubungannya dengan Etnis Tionghoa ia mendapat ilmu tersebut dan Roti Bohong pun tersebar di seputaran Berastagi. Namun, hal ini masih perlu dikaji lagi lebih mendalam.

Pada tahun 80an, telah terdapat beberapa pengusaha Roti Bohong yang tersebar di berbagai penjuru masyarakat Karo, Sumatera Utara. Saat ini diperkirakan telah ada setidaknya 20an pengusaha Roti Bohong yang kesemuanya memiliki asal usul dari Desa Serdang. Bahkan Roti Kosong kini telah mulai memasuki wilayah yang bukan saja dihuni oleh masyarakat Karo seperti di Simalungun, Siantar dan Dairi.

BERSAMBUNG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.