Kolom M.U. Ginting: UNTUNG RUGI — Mari Dukung Jokowi

Dua kata ini akan selalu ‘hidup’ dalam hati dan logika manusia, karena ini memang keharusan untuk kelangsungan hidup (survival). Sebagian bilang itulah pemikiran ‘bisnis’ terutama bagi pebisnis. Seperti juga Jokowi ex pebisnis itu, tentu pakai filsafat bisnis ‘untung rugi’ kapan saja.

Termasuk dalam perpolitikan.

Jadi teringat juga presiden Trump selalu dicap bikin politik/ pilihan dari segi ‘bisnis’. Bagi Trump terutama dari segi ‘survival’ menghindari nasib buruk Kennedy misalnya. Sering tidak dimengerti oleh orang banyak apa maksudnya, karena ambil jalan berliku untuk mencapai tujuan politik nasionalisnya yang sangat teguh: “America First”.

Kalau diterjemahkan ke dalam politik nasionalis Jokowi: Mengutamakan NKRI.

Semua partai diajak kerja sama. Bahkan dari partai lawan (ex lawan) seperti Prabowo-Sandi, dan juga semua partai-partai lain yang mau kerja sama. Sedikitpun tidak terlihat kepentingan Jokowi pribadi, tetapi sangat jelas terlihat kepentingan nasional itu.

Siapakah yang menentang KEPENTINGAN NASIONAL RI?

Dalam POLARISASI negeri AS terlihat jelas siapa yang menentang ‘America First’, yaitu yang disebut oleh Trump The Global Power Structure atau Deep State atau NWO. Dulu di era Soekarno, kekuatan ini disebut Imperialis atau neokolonialis. NWO, yang menurut Trump berpusat di AS dan punya ciri terkenal yang bikin tidak ada yang bisa ngelawan.

Antara lain ialah sumber duitnya yang TIDAK TERBATAS dan moral bejatnya yang juga TIDAK TERBATAS. Ini misalnya terlihat dari perampokan SDA dan pembunuhannya di Indonesia 1965 atau di Katangga (Konggo) 1961 atau di Kambodja tahun 1975, dimana seperempat penduduk Kambodja dibunuh.

Dua sifat utama yang tidak terbatas ini (duit + moral bejat) bikin mereka selalu menang. Ini bisa terjadi terutama juga karena selama ini TIDAK ADA MANUSIA yang mengerti RAHASIA kekuasaan besar ini.

Tetapi datangnya INTERNET telah membawa PENCERAHAN dan menuntut keadilan, terutama setelah nasionalis Trump pegang kekuasaan di Gedung Putih setelah menang Pilpres 2016.

Pendiri ISIS ialah Obama dan co-foundernya ialah Clinton, kata Trump, memang betul. Coba pikirkan bagaimana AS Obama (pasukannya) bisa ambil SDA Syria/Irak kalau tidak diciptakan dulu musuh di sana sebagai alasan datang ke negeri kaya minyak itu?

Sama halnya bagaimana mau masuk ambil minyak Libya kalau tidak diciptakan alasannya. Sama halnya bagaimana mau ikut dapat untung besar dari candu Afganistan kalau tentara AS tidak dikirim ke sana. Ciptakan dulu ‘musuhnya’ Taliban!

Atau dulu dibilang ‘divide et impera’. Jadi sudah jelas siapa yang bikin ‘divide et impera’ di Indonesia. Siapa yang menciptakan HTI, FPI Rizieq! Itulah NWO atau yang Trump sebut THE GLOBAL POWER STRUCTURE itu.

Ingat juga bahwa NWO = Communism. Jadi FPI Rizieq, HTI dst punya majikan yang sama itu-itu juga sama dengan yang memusuhi nasionalis Trump. Atau dengan perkataan lain, majikan FPI Rizieg jelas adalah orang komunis internasional.

Rizieq tidak tahu . . . atau pura-pura tidak tahu. Menciptakan komunis dan anti-komunis adalah taktik divide et impera yang sudah lama dan paling terkenal. Ingat Blok Barat dan Blok Timur!

Jokowi berhasil bikin kerja sama dengan semua kekuatan politik dalam negeri untuk bisa melawan kekuatan divide et impera yang sudah lama bercokol ini. Presiden Jokowi sudah melihat gelagat musuh kemanusiaan ini. Beliau sudah melihat dan mempelajari untung dan ruginya.

Sekarang sudah terlihat pergeseran kemenangan ke pihak nasionalis Jokowi walaupun musuh semakin terang-terangan menunjukkan perlawanannya seperti campur tangan langsung dan terang-terangan dua kedutaan asing yang baru saja terjadi.

Ini terutama terlihat langsung setelah Jokowi mengumumkan keinginannya untuk menghentikan export biji nikel yang juga langsung dapat protes keras dari UE.

Duit dan untung besar bagi perusahaaan baja UE akan hilang dari situ. Ini mengingatkan kita akan nasib Soekarno yang menasionalisasi perusahaan asing di Indonesia ketika itu. Soekarno dijatuhkan. Duit lagi, duit lagi + moral bejat tidak terbatas. Karena itu tetap harus waspada, serta pertinggi kewaspadaan, terutama waspada terhadap moral bejatnya itu.

Maju terus, Pak presiden. Satukan semua kekuatan demi NKRI.
Mari semua dukung Presiden Jokowi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.