Kolom Soibah E. Sari: BISIKKAN

Waktu SD, saya pernah pakai kaos terbalik, gegara buru-buru mau pergi les. Kaos itu berwarna putih, sehingga tidak terlalu kelihatan kalau terbalik. Sesampainya di dalam kelas, saya langsung disorakin ramai-ramai. Awalnya saya ingin nangis, karena malu. Tapi karena ada guru di dalam kelas, saya memilih diam.

Untungnya guru tersebut meredakan suasana, dan menyuruh kelas agar diam.

Sejak itu, saya berjanji pada diri saya sendiri, saya tidak akan pernah menegur siapapun itu berbuat sesuatu yang tidak benar, atau yang tidak pas di tengah orang ramai. Karena saya tahu, rasanya tidak enak banget.

Pernah waktu di stasiun kereta api Senen, ada seorang cewek bajunya terbalik. Udah banyak yang bisik-bisik sambil ngetawain, tapi cewek tersebut tetap nggak nyadar, dan asyik main hp. Saya langsung dekatin cewek tersebut, saya sampaikan dengan cara membisikkannya. Karena saya tau rasanya jika ditegur di depan orang banyak.

Melihat orang sendalnya ketukar, kerudungnya terbalik, topinya miring, bedaknya ketebalan, lipstiknya belepotan, giginya kesangkutan cabe, upilnya nyembul, rambutnya berantakan, dst. Saya memilih menegur mereka secara berbisik. Karena itulah yang seharusnya.

So, jika melihat sesuatu yang tidak pas. atau tidak pada tempatnya, maka tegurlah dengan penuh perasaan. Serta bayangkan jika kamu di posisi itu.

#NulisKetjeh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.