Kolom W. Wisnu Aji: OM TELOLET OM, FENOMENA ISU YANG TERTUKAR





Fenomena “om telolet om” memang menggelitik dan menarik untuk diulas. “Om telolet om” telah menjadi viral dan trending topic di dunia oleh adanya isu “om telolet om” yang banyak dibicarakan netizen di media sosial. Bahkan isu tersebut telah berhasil mengaburkan isu penting tentang larinya Bendahara MUI dari OTT KPK, seolah “om telolet om” fenomena isu yang tertukar.

Fenomena “Om Telolet Om” sebenarnya telah menjadi wacana publik lama, bahkan menjadi trend anak muda penggemar bis yang punya klakson unik untuk didengarkan. Banyak remaja bahkan anak muda, baik yang di Jakarta dan di beberapa daerah ada komunitas dalam menunggu bis yang lewat untuk mendengarkan klakson uniknya.

Bahkan terpampang spanduk bertuliskan “Om Telolet Om” untuk sinyal pada sopir bis yang lewat.

Ketika trend tersebut digiring arahnya di media sosial, ternyata menggelitik bagi netizen untuk menyikapi keunikannya. Bahkan komunitasnya berhasil bikin viral serta trending topic dunia, hingga beberapa artis dunia, pemain bola Jerman bahkan netizen dunia penasaran fenomena “om telolet om”.

Fenomena tersebut telah membius netizen untuk mengikuti viral serta bikin statusnya. Sehingga beberapa isu menarik kayak kasus kaburnya Bendahara MUI dalam operasi tangkap tangan (OTT ) KPK, seolah tertutupi dengan fenomena tersebut. Isu kaburnya Bendahara MUI Periode 2015-2020 yang juga suami artis Inneke Koesherawati gara-gara menyuap seolah tidak menarik dibahas lagi.

Fenomena dimana MUI yang dipersepsikan sebagai penjaga pintu surga, seolah tercorengi dengan kaburnya oknum pengurus MUI yang masih tergoda akan duniawi dengan cara tidak halal. Penyuapan yang dilakukan oknum MUI juga telah meruntuhkan kewibawaan MUI sebagai lembaga penjaga moral.

Bahkan para pengurus aktif MUI berkelit terhadap keberadaan oknum MUI tersebut yang kabur keluar negeri gara-gara menyuap oknum Bakamla. Kaburnya oknum MUI tersebut menambah daftar panjang pelaku korupsi yang melibatkan oknum para pemain proyek negeri ini.

Namun untungnya dengan munculnya fenomena “Om Telolet Om”,seakan sebagai bentuk isu yang tertukar. Seharusnya fenomena kasus oknum MUI bisa jadi trending topic tapi tertukar oleh fenomena “Om Telolet Om”yang lebih menggelitik untuk dibahas netizen.

Fenomena “Om Telolet Om” lebih menggelitik karena keunikan serta menarik untuk diikutinya. Keunikan sekaligus juga sebagai rilexasi dari berbagai isu serius akhir-akhir ini. “Om Telolet Om ” seolah menjadi kelucuan untuk obrolan nyantai di media sosial.

Fenomena tersebut juga sebagai bentuk kecintaan kembali komunitas bis, yang merupakan transportasi publik khalayak umum. Fenomena ini juga momentum menggairahkan kembali untuk mengajak publik menggunakan transportasi umum sebagai mobilitas.




“Om Telolet Om” juga momentum lewat cara unik memanfatkan transportasi publik dibanding menggunakan kendaraan pribadi.

Sekaligus fenomena ini juga dapat sebagai sarana mencairkan suasana obrolan di media sosial yang masih terpolarisasi sangat tajam. Sekaligus sebagai sarana menyambung obrolan di medsos lewat keunikannya demi melepas ketegangan.

Kalau sindiran para netizen, fenomena “Om Telolet Om” adalah pengalihan isu yang unik dari berbagai isu serius maupun isue pendangkalan logika akhir-akhir ini, dan “Om Telolet Om” pasti lebih menarik dan lebih unik dari ribuan isue yang berseliweran serta dibahas netizen…. hanya satu kata … Om … Telolet…. Om ….. prrreeettttt

#SalamPencerahan

Dipublikasikan Oleh :
CENTER STUDY REPUBLIC ENLIGHTENMENT FOR PROGRESSIVE MOVEMENT (CS REFORM)

2 thoughts on “Kolom W. Wisnu Aji: OM TELOLET OM, FENOMENA ISU YANG TERTUKAR

  1. Lebih lama lagi di Tanah Karo th 50-an sudah ada klakson pengangkut umum berbunyi begini: ‘alo-alo motor tenda nande tongat . . . ‘ dibunyikan dengan klakson sehingga menarik dan unik. Orang-orang tua Karo, supir atau pernanden Karo masih banyak yang sangat ingat, karena memang masih berngiang di telinga bagi siapa saja yang pernah mendengar suara itu.
    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.